Jumat, 06 Maret 2015

Konspirasi Baru Takfiri; Fatimah Bukan Putri Rasulullah

Posted by Unknown On Jumat, Maret 06, 2015
#IndonesiaTolakTakfiri -Dunia memasuki masa berkabung lantaran kesyahidan Sayyidah Fatimah Zahra as yang dalam teks-teks sejarah dan hadis dikenal dengan julukan Ummu Abiha (ibunda dari ayahnya).

Kantor Berita Shabestan melakukan wawancara tuntas dengan Hujjatul Islam wal Muslimin Sayyid Muhammad Reza Tabatabai seorang ahli bidang agama dan mazhab seputar konspirasi terbaru yang dilontarkan oleh kelompok ekstrim Wahabiah seputar wanita dua jagat ini. Berikut wawancara kami dengan ahli di Hauzah Ilmiah Qom ini:

KBS: Akhir-akhir ini kita mendengar sebagian pengikut Kristen dan kelompok-kelompok takfiri melontarkan sebuah syubhah bahwa Rasulullah saw tidak pernah memiliki seorang putri bernama Fatimah Zahra. Ada klaim bahwa ia adalah anak orang lain dan lantas diambil oleh Rasulullah sebagai anak angkat. Apakah sumber syubhah ini?

Reza: Sebenarnya, kritik yang muncul dan sudah pernah ada di permulaan Islam adalah Sayyidah Zahra as bukanlah putri Rasulullah saw dan beliau tidak pernah memiliki anak. Menurut para pengklaim, beliau memiliki problem jasmani sehingga tidak pernah memiliki anak dari istri-istri beliau. Untuk itu, masyarakat Arab kala itu menyebut beliau sebagai orang yang abtar (terputus keturunannya).

Alasan lain yang mereka ajukan adalah Sayyidah Fatimah Zahra lahir ketika Sayyidah Khadijah telah mencapai usia 60 tahun. Jelas, tak seorang pun wanita akan bisa hamil pada usia ini.

KBS: Apakah ada jawaban untuk kritik ini?

Reza: Pertama, bukanlah apriori sejarah bahwa Rasulullah saw menikah pada usia 25 tahun dengan Sayyidah Khadijah yang sudah berusia 40 tahun. Dalam beberapa laporan sejarah kongkrit yang lain, usia Sayyidah Khadijah lebih kecil dari 40 tahun.

Seandainya kita terima asumsi 40 tahun tersebut, pernikahannya dengan Rasulullah saw ketika beliau diangkat menjadi nabi telah berlalu selama 15 tahun. Yakni ia sudah berusia 55 tahun.

Berdasarkan banyak laporan sejarah, Sayyidah Fatimah Zahra as telah lahir sebelum tahun ke-5 Bi’tsah. Malah ada pendapat yang menyatakan setahun setelah Bi’tsah. Artinya, sebelum Sayyidah Khadijah berusia 60 tahun. Dan wanita sebelum usia ini masih bisa melahirkan anak.

Kedua, jika kita terima pandangan masyhur bahwa Sayyidah Zahra lahir pada tahun ke-5 Bi’tsah, kritik tersebut juga tidak beralasan. Banyak wanita bukan dari kalangan Quraisy yang masih melahirkan padahal sudah berusia lebih dari 60 tahun. Sayyidah Khadijah berasal dari Quraisy dan masa menopaus wanita-wanita Quraisy terjadi lebih dari usia 60 tahun.

Para pemeluk Kristen yang melontarkan kritik tersebut dan dibackup oleh saluran-saluran televisi Wahabi sendiri meyakini bahwa Nabi Ishaq as lahir dari rahim Sarah yang kala itu telah berusia tua.

Dalam Kejadian 17:15-17 disebutkan, selanjutnya Allah berfirman kepada Abraham: "Tentang isterimu Sarai, janganlah engkau menyebut dia lagi Sarai, tetapi Sara, itulah namanya. Aku akan memberkatinya, dan dari padanya juga Aku akan memberikan kepadamu seorang anak laki-laki, bahkan Aku akan memberkatinya, sehingga ia menjadi ibu bangsa-bangsa; raja-raja bangsa-bangsa akan lahir dari padanya." Lalu tertunduklah Abraham dan tertawa serta berkata dalam hatinya: "Mungkinkah bagi seorang yang berumur seratus tahun dilahirkan seorang anak dan mungkinkah Sara, yang telah berumur sembilan puluh tahun itu melahirkan seorang anak?"

Realita ini dilegitimasi oleh al-Quran. Al-Quran berfirman, “Segala puji bagi Allah yang telah menganugerahkan kepadaku di hari tua(ku) Isma‘il dan Ishaq. Sesungguhnya Tuhanku, benar-benar Maha Mendengar doa.” (QS. Ibrahim 14:39)

Jika kita merujuk Kitab Suci dan Shahih al-Bukhari yang diterima oleh Kristen, Yahudi, dan Wahabiah, kita akan menemukan banyak kasus yang menekankan bahwa para nabi memiliki anak ketika mereka sudah berusia renta.

Jika kita melakukan search di internet tentang hal ini dengan memasukkan kata kunci pregnancy after 60, maka kita akan banyak menemukan banyak kasus di dunia ini. Wikipedia telah menyebutkan jadwal wanita-wanita yang hamil setelah usia 60 tahun. Bisa Anda akses di en.wikipedia.org/wiki/pregnancy_over_age_50.

KBS: Ada jawaban lain untuk itu?

Reza: Ya. Para sahabat selalu menyebut Sayyidah Zahra as dengan ungkapan bintu Rasulillah. Dalam sebuah lapporan sejarah disebutkan demikian:

فدخل عليها عمر، فقال: يا بنت رسول الله والله ما كان من الخلق أحد أحب إلينا من أبيك وما أحد أحب إلينا بعده منك.

Ungkapan semacam ini bisa kita temukan dalam kitab al-Isti’ab fi Ma’rifat al-Ashhab. Dalam ungkapan Khalifah Kedua ini, ia mengaku bahwa ayah Sayyidah Zahra adalah makhluk yang paling masyarakat cintai.

KBS: Lalu bagaimana dengan ungkapan abtar yang ditujukan kepada Rasulullah oleh bangsa Arab kala itu?

Reza: Maksud mereka adalah beliau tidak memiliki keturunan laki-laki, bukan tidak memiliki keturunan sama sekali. Rasulullah memiliki 6 anak dari Sayyidah Khadijah: Qasim, Abdullah, Ummu Kulsum, Ruqayyah, Zainab, dan Fatimah Zahra. Beliau juga memiliki satu putra dari Mariyah Qibthiyyah: Ibrahim. Tetapi, seluruh anak laki-laki beliau meninggal dunia ketika masih kecil. Untuk itu, bangsa Arab jahiliah menyebut beliau abtar, karena mereka meyakini penerus keturunan adalah anak laki-laki. (Shabestan)

0 komentar:

Posting Komentar

Hubungi Kami

Nama

Email *

Pesan *

Tentang Kami


Hak Cipta Hanyalah Milik Allah Semata. Kaum Muslimin Berhak Memanfaatkan Semua Postingan di Blog Ini untuk Tujuan Kemaslahatan Umat. SHARE YOUR KNOWLEDGE FOR FREE!!